Adab kepada Kedua
Orang Tua: Lemah Lembut Dalam Berbicara Kepada Kedua Orang Tua
Adab
kepada Kedua Orang Tua: “Lemah Lembut Dalam Berbicara Kepada Kedua Orang Tua”
Segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Di
zaman ini, akhlak baik kepada orang tua seakan semakin sirna. Apalagi sudah
disibukkan dengan anak dan istri. Atau barangkali ada kesibukan yang sebenarnya
tidaklah urgent, namun ketika ortu memanggil, jawaban sang anak, “Aduh Mama,
ini lagi asyik nih. Trus saja diganggu.” begitulah anak muda, kadang dengan jawaban
yang kasar, bahkan sambil marah-marah. Itulah karena terpengaruh TV, lingkungan
dan lainnya.
Tak
tahukah kita bahwa bermuamalah baik dengan ortu adalah jalan menuju surga?
Coba
kita lihat hadits berikut ini yang disebutkan oleh Imam Al Bukhari rahimahullah dalam
kitab Al Adabul Mufrod.
Dari
Thaisalah bin Mayyas , ia berkata,
"Ketika
tinggal bersama An Najdaat, saya melakukan perbuatan dosa yang saya anggap
termasuk dosa besar. Kemudian saya ceritakan hal itu kepada ‘Abdullah bin
‘Umar. Beliau lalu bertanya, ”Perbuatan apa yang telah engkau lakukan?"
”Saya pun menceritakan perbuatan itu.” Beliau menjawab, "Hal itu tidaklah
termasuk dosa besar. Dosa besar itu ada sembilan, yaitu mempersekutukan
Allah, membunuh orang, lari dari pertempuran, memfitnah seorang wanita mukminah
(dengan tuduhan berzina), memakan riba', memakan harta anak yatim, berbuat
maksiat di dalam masjid, menghina, dan [menyebabkan] tangisnya kedua orang tua
karena durhaka [kepada keduanya].” Ibnu Umar lalu bertanya, "Apakah
engkau takut masuk neraka dan ingin masuk surga?" ”Ya, saya ingin”,
jawabku. Beliau bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?"
"Saya masih memiliki seorang ibu", jawabku. Beliau berkata, "Demi
Allah, sekiranya engkau berlemah lembut dalam bertutur kepadanya dan memasakkan
makanan baginya, sungguh engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi
dosa-dosa besar." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 8,
shahih. Lihat Ash Shahihah 2898)
Lihatlah
akhi ... saksikanlah ukhti ... bagaimana dengan sikap lemah lembut
pada orang tua yang mengandung dan membesarkan kita bisa memasukkan dalam
surga! Subhanallah ... Ternyata begitu ringan amalan tersebut bagi
siapa yang Allah mudahkan.
Disebutkan
oleh Imam Al Bukhari pula dalam kitab yang sama, dari Urwah, ia berkata
mengucapkan firman Allah,
"Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan.” (QS.
Al Isro’: 24)
Lalu
ia berkata, "Janganlah engkau menolak sesuatu yang diinginkan oleh
keduanya." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 9, shahih secara
sanad)
Cobalah
renungkan kedua hadits di atas. Berlemah lembut pada ortu sungguh luar biasa.
Amalan sederhana. Namun memang butuh dilatih. Apalagi kita mesti menghadapi
orang tua yang mudah emosi, sedikit-sedikit marah. Memang butuh kesabaran.
Kalau kita mengingat balasan lemah lembut, sungguh itu akan membuat kita
berakhlak baik pada mereka. Cobalah membalas keburukan dengan kebaikan. Moga
saja kita dimudahkan oleh untuk bisa melakukannya. Allah Ta'ala berfirman,
“Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS.
Fushilat: 34-35)
Sahabat
yg mulia, Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhuma- mengatakan, "Allah
memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah,
membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada
yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan
melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah
yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik
semacam ini."
Ibnu
Katsir rahimahullah mengatakan, "Namun yang mampu melakukan seperti ini
adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yg menyakiti kita
dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa." (Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, 12/243)
Semoga
kita kembali teringat dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
"Sungguh
terhina, sungguh terhina, sungguh terhina." Ada yang bertanya, "Siapa,
wahai Rasulullah?"Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang
mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya
ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga." (HR.
Muslim no. 2551)
Jadikanlah
bakti pada orang tua, berlemah lembut pada mereka sebagai jalan menuju surga
yang penuh kenikmatan yang tiada tara.
Dari
Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
"Ridha
Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung
pada murka orang tua." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 2.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat,
namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam)
Semoga
kita mengingat perkataan amat bagus dari Ka’ab Al Ahbar. Beliau pernah
ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka pada orang tua, beliau
mengatakan,
“Apabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu
perkara (selama bukan dalam maksiat, pen) namun engkau tidak mentaatinya,
berarti engkau telah melakukan berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.” (Birrul Walidain, hal. 8, Ibnul Jauziy)
Semoga
Allah beri taufik dan kemudahan bagi kita sekalian untuk berlemah lembut dan
berakhlak pada orang tua kita yang amat kita kasihi.
Wallahu
waliyyut taufiq.
Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush shalihaat
0 komentar:
Posting Komentar